0

0

0

share


#ui/ux#teoriwarna#definisiteoriwarna#teoriwarnamenurutahli
0 Reaksi

0 Komentar

Teori Warna : Desainer, UI/UX Design Perlu Tahu!

Profile
Prasatya

26 Mei 2024

Teori Warna : Desainer, UI/UX Design Perlu Tahu!

Dunia desain, tak terkecuali UI/UX Design, penuh dengan elemen visual yang kesemuanya bekerja sama menciptakan pengalaman pengguna (UX) yang optimal. Salah satu elemen penting yang kerap luput dari perhatian namun memiliki pengaruh besar adalah teori warna. Karena warna bisa mendefinisikan sebuah object hingga menggambarkan suatu produk/barang.

Nah kita coba berkenalan dulu yuk dengan definisi teori warna. Penting banget nih buat kalian ketahui terutama bagi profesi UI/UX designer.

Mengenal Teori Warna

Pengertian teori warna menurut Interaction Design Foundation yaitu suatu guideline yang di jadikan landasan oleh para desainer untuk memberikan pesan bagi pelihat melalui warna.

Contoh teori warna kuning yaitu mendefinisikan suatu cuaca di siang hari dengan terik matahari yang segar. Namun secara umum warna dapat di definisikan berbeda-beda bagi setiap pembaca. Karena warna bisa di definisikan dengan banyak benda, karakter, dan lain sebagainya.

Percaya tidak jika 90% seseorang mengambil keputusan di pengaruhi oleh warna. Karena warna bisa membuat suatu benda menjadi lebih hidup dan memiliki makna tersendiri.

Menguasai teori warna bukan hanya tentang memadupadankan warna cantik. Ini tentang memahami bagaimana warna secara psikologis memengaruhi emosi dan perilaku pengguna, serta bagaimana Anda selaku desainer UI/UX dapat memanfaatkannya untuk menyampaikan pesan dan menciptakan interaksi yang intuitif.

Baca Juga: Profesi Front end developer : Tugas dan Kisaran Gaji

Menyingkap Rahasia di Balik Roda Warna

Sebelum kita terjun ke dalam kompleksitas desain UI/UX, penting untuk memahami esensi teori warna. Warna bukan sekadar elemen dekoratif, melainkan bahasa yang memengaruhi persepsi dan emosi pengguna. Dalam konteks desain digital, pemilihan warna yang tepat dapat meningkatkan daya tarik visual dan keterbacaan antarmuka.

Teori warna terbagi menjadi beberapa konsep dasar, termasuk roda warna, kontras, paduan warna, dan harmoni warna. Roda warna membantu desainer memahami hubungan antara warna primer, sekunder, dan tersier. Kontras, di sisi lain, menyoroti perbedaan visual antara elemen-elemen dalam desain. Paduan warna dan harmoni warna, sebaliknya, menekankan keselarasan dan konsistensi dalam penggunaan warna.

Mari kita mulai dengan senjata pamungkas para desainer yaitu roda warna. Roda warna merupakan representasi visual hubungan antar warna. Dengan memahami hubungan ini, Anda dapat menciptakan skema warna yang harmonis, kontras, atau memunculkan kesan tertentu.

Jenis-jenis Warna

  • Warna Analogus: Skema ini menggunakan warna-warna yang berdekatan pada roda warna, menghasilkan kesan ketenangan dan harmoni. Cocok untuk menciptakan background yang nyaman dipandang.
  • Warna Komplementer: Skema ini menggunakan warna yang berseberangan pada roda warna, menghasilkan kontras yang tinggi dan menarik perhatian. Pastikan penggunaannya seimbang agar tidak melelahkan mata.
  • Warna Triadic: Skema ini menggunakan tiga warna yang jaraknya sama pada roda warna, membentuk segitiga. Kombinasi ini menciptakan kesan dinamis dan enerjik.

Desain UI/UX yang sukses memanfaatkan warna dengan bijak. Penggunaan palet warna yang kohesif dan cerdas dapat meningkatkan navigabilitas dan kejelasan antarmuka. Desainer juga harus mempertimbangkan aspek aksesibilitas dalam memilih warna, memastikan bahwa desain dapat diakses oleh semua pengguna, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus.

Membongkar Psikologi Warna

Teori warna tak berhenti pada roda warna. Setiap warna memiliki arti dan psikologi tersendiri yang mampu membangkitkan emosi dan memengaruhi perilaku. Sebagai desainer UI/UX, pengetahuan ini krusial untuk menentukan warna yang tepat guna mencapai tujuan tertentu.

  • Merah: Warna yang melambangkan semangat, energi, dan gairah. Cocok digunakan untuk tombol ajakan bertindak (call to action) atau menampilkan peringatan.
  • Biru: Warna yang identik dengan kepercayaan, ketenangan, dan produktivitas. Ideal untuk background website atau aplikasi yang membutuhkan fokus pengguna.
  • Kuning: Warna yang memancarkan optimisme, kebahagiaan, dan kreativitas. Sering digunakan untuk website e-commerce atau brand yang ingin menampilkan kesan ceria.
  • Hijau: Warna yang melambangkan kesegaran, pertumbuhan, dan harmoni dengan alam. Cocok untuk brand yang berfokus pada kesehatan atau lingkungan hidup.
  • Ungu: Warna yang di asosiasikan dengan kemewahan, kreativitas, dan misteri. Dapat digunakan untuk brand yang ingin menampilkan kesan elegan atau mewah.

Menguasai Teori Warna: Tips untuk Desainer UI/UX

  • Kenali brand yang Anda desain: Setiap brand memiliki identitas dan target audience tersendiri. Pilihlah warna yang sesuai dengan nilai-nilai brand dan dapat di terima oleh target audience.
  • Sesuaikan dengan tujuan: Tentukan tujuan dari setiap elemen antarmuka. Apakah tombol tersebut ingin mengajak pengguna bertindak? Ataukah area tersebut membutuhkan ketenangan? Pilih warna yang mendukung tujuan tersebut.
  • Perhatikan aksesibilitas: Pastikan kontras warna yang Anda gunakan cukup tinggi agar dapat dibaca dengan baik oleh pengguna dengan gangguan penglihatan.
  • Lakukan riset tren: Meskipun warna memiliki dasar yang kuat, ada baiknya Anda mengikuti tren warna yang sedang berkembang. Hal ini dapat membuat desain Anda terlihat modern dan segar.
  • Jangan takut bereksperimen! Warna adalah panduan, bukan aturan mati. Jangan ragu untuk mencoba kombinasi warna yang tidak biasa namun tetap estetis dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

Baca Juga: 5 Komunitas Desain Grafis di Indonesia, Wajib Tahu!

Kesimpulan

Image

Dalam dunia desain UI/UX yang kompetitif, pemahaman mendalam tentang warna memberikan keunggulan kompetitif bagi desainer. Dengan menguasai konsep dasar dan menerapkannya secara kreatif, desainer dapat menciptakan pengalaman digital yang memikat dan berkesan bagi pengguna

Dengan menguasai teori warna, desain UI/UX yang Anda buat tak lagi sekedar estetis namun juga memiliki makna dan tujuan. Pengguna akan merasa lebih nyaman berinteraksi dengan antarmuka yang di desain dengan pemilihan warna yang tepat. Pada akhirnya, warna dapat menjadi jembatan yang menghubungkan brand dengan penggunanya melalui emosi dan pengalaman yang di ciptakan.

Selamat melakukan eksperimen dan menciptakan dunia digital yang penuh warna dan bermakna!

0

0

0

share