0
0
0
share
#interview#tokopedia#LeontinusAlphaEdison
0 Komentar
Pesan dari Leontinus Alpha Edison, Co-founder Tokopedia untuk Para Programmer
Membuat sebuah karya yang berkualitas, diterima dan bermanfaat bagi banyak orang tentu merupakan keinginan hampir semua programmer. Terlebih lagi jika karya tersebut mampu mendatangkan penghasilan jutaan bahkan milyaran rupiah bagi si pembuat. Beberapa hari yang lalu, tim CodePolitan berkesempatan untuk bisa ngobrol dan belajar langsung kepada salah seorang programmer yang telah berhasil melakukan itu, Leontinus Alpha Edison, co-founder dari Tokopedia.
Siapa yang tak kenal dengan Tokopedia saat ini, sebuah marketplace belanja online salah satu dari yang terbesar di Indonesia. Didirikan tahun 2009 oleh 2 orang sahabat, William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison.
Sama seperti startup pada umumnya, Tokopedia juga pernah mengalami masa-masa sulit termasuk pencarian bentuk. Bahkan Pak Leon menjelaskan bahwa sebenarnya Tokopedia bukanlah ide pertama mereka. Sebelum mereka membangun Tokopedia, mereka sempat bergerak di bidang mobile content. Namun saat itu, mereka tahu bahwa peluangnya kecil untuk bergerak di mobile content, dan memutuskan untuk berhenti. “Kita tahu mobile content nggak terlalu bagus. Saat kita jalanin, kita ngerasa bisnisnya susah. Sampai akhirnya kita putusin nggak bakal sukses nih di bisnis ini. Istilahnya tutup ajalah” Pak Leon menjelaskan.
Setelah memutuskan untuk berhenti di bisnis mobile content, mereka sempat terpikir untuk membuat startup dengan konten musik dan game. Tapi mengingat pembajakan di Indonesia adalah suatu isu yang sulit untuk diselesaikan, akhirnya mereka batalkan untuk berbisnis di bidang musik dan game.
Kemudian lahirlah ide Tokopedia. Melihat peluangnya bagus dan idenya fresh, akhirnya Pak William dan Pak Leon memutuskan untuk total membangun Tokopedia.
Dalam perjalanannya, sama seperti startup yang lainnya Tokopedia memiliki banyak tantangan dan hambatan. Terlebih lagi startup di masa-masa itu masih belum ramai seperti sekarang, sehingga Tokopedia kesulitan mendapatkan pendanaan. Masalah selanjutnya yang dihadapi Tokopedia di awal-awal pendirian adalah orang Indonesia masih terbiasa dengan iklan baris dan belum paham tentang marketplace. Pak Leon menjelaskan “Orang Indonesia kan sudah kenalnya iklan baris, jadi mereka ngerasa kalau mau beli itu telepon, dateng ke kantor atau minta pin BB. Nah sedangkan kita nawarinnya marketplace. Itu tantangan berat juga sih”. Mencari partner dan pegawai juga adalah tantangan Tokopedia di masa-masa awal.
Saat ini Tokopedia telah berkembang dengan puluhan ribu merchant dan 2 juta produk perbulannya. Bahkan untuk tim IT-nya saja, Tokopedia telah memiliki tidak kurang dari 20 orang pegawai, termasuk Programmer, Database Administrator, IT Network Infrastructure.
Dalam obrolan santai CodePolitan dengan Pak Leon, dia juga berpesan kepada para programer Indonesia, bahwa kita harus menekan ego programmer kita dan kita harus mau kolaborasi untuk menciptakan sebuah karya atau produk yang berkualitas. Berikut pesannya:
Secara umum orang Indonesia itu ego sektoralnya tinggi. Itu terjadi di lingkungan programmer juga. Dan saya pribadi sebagai seorang programmer ngerasa, kita ada egonya. Sedangkan kalo kita liat jujur, waktu kita mau bikin suatu karya atau produk yang bagus, yang penting itu kolaborasi.
Pesan saya pribadi, kita harus ngerasa teknologi itu nomor dua, yang nomor satu itu adalah produk itu sendiri. Tanpa mentalistas seperti itu pasti susah, terutama dalam kolaborasi dengan tim. Yang penting adalah bukan dengan teknologi apa sebuah produk itu dikembangkan, bukan dengan framework atau tools apanya sebuah karya dibangun, tapi bagaimana produk itu sesuai dengan kebutuhan pengguna. Selanjutnya masalah teknologi disesuaikan dengan kebutuhan produk.
Misalnya si programmer itu pengennya gini, karena dia lihat lebih gampang buat dia dari sisi developmentnya. Sedangkan yg kita bikin adalah bukan tentang yang gampang buat programmernya, tapi buat usernya. Dan sering kali orang yang mengerti user butuhnya apa itu bukan programmer. Jadi kita harus menekan ego itu. Kita harus tekan ego bahwa programmer adalah yang paling benar.
Jadi kita harus kolaborasi dengan bagian design, kolaborasi dengan bagian produk untuk bisa bikin sesuatu yang berkualitas.
Semoga bermanfaat :D
Sumber Cover Image: https://twitter.com/Tokopedia
0
0
0
share