
Pengertian Startup adalah: Ciri & Contohnya yang Perlu Kamu Tau!

Di era digital saat ini, istilah startup adalah semakin populer di kalangan masyarakat, terutama kaum milenial dan Gen-Z. Banyak orang membicarakan startup yang sukses meraih pendanaan hingga jutaan dolar, mulai dari Gojek hingga Tokopedia. Di Indonesia sendiri sudah banyak startup lokal berprestasi, contohnya Dicoding – startup edutech yang menyediakan kelas pemrograman online bekerja sama dengan Google dan AWS untuk meningkatkan talenta digital Tanah Air. Lantas, sebenarnya apa itu startup? Mari kita bahas bersama-sama definisi dan karakteristik startup secara lebih mendalam.
Definisi Startup

Secara umum, startup adalah perusahaan rintisan yang masih berada dalam tahap awal (early stage) dan dibentuk untuk mengembangkan produk atau layanan inovatif guna memenuhi kebutuhan pasar yang belum terpenuhi. Menurut Investopedia (dikutip oleh Glints), “startup adalah perusahaan rintisan yang didirikan oleh satu atau banyak orang untuk mengembangkan sebuah produk atau layanan unik yang sesuai dengan target pasar”. Dengan kata lain, startup fokus menciptakan terobosan baru (inovasi) dibandingkan bisnis konvensional yang umumnya menjalankan produk atau layanan biasa.
Steve Blank, pakar wirausaha asal Amerika, mendefinisikan startup sebagai “organisasi yang dibentuk untuk mencari model bisnis yang dapat direproduksi (repeatable) dan scalable (dapat diskalakan)”. Definisi ini menekankan bahwa tujuan utama startup adalah menemukan cara membangun bisnis yang dapat tumbuh cepat tanpa menambah biaya berlebih. Eric Ries, penggagas metodologi Lean Startup, menyatakan bahwa startup adalah “institusi manusia yang dirancang untuk menciptakan produk atau layanan baru di bawah kondisi ketidakpastian yang ekstrem”. Artinya, startup memang selalu beroperasi dalam situasi penuh risiko (misalnya perubahan tren pasar atau teknologi), sehingga proses belajar (trial-error) sangat dibutuhkan.
Dengan demikian, startup adalah bukan hanya soal usia perusahaan yang muda, tetapi juga tentang pendekatan bisnis yang agile dan eksperimental. Di Indonesia, definisi ini sesuai dengan pandangan lokal bahwa startup adalah perusahaan rintisan yang berfokus pada pengembangan produk atau layanan inovatif untuk menjawab kebutuhan pasar atau menciptakan pasar baru. Startup umumnya didirikan oleh para founder yang visioner dan berani mengambil risiko demi mengimplementasikan ide-ide kreatif.
Ciri-Ciri Startup
Untuk membedakan startup dari jenis usaha lain, ada beberapa ciri khas yang biasa dimiliki perusahaan rintisan:
-
Usia Perusahaan Muda. Startup biasanya baru berdiri dalam 1–5 tahun terakhir. Pada tahap awal ini, mereka masih sibuk memvalidasi ide dan model bisnisnya. Founder akan terus melakukan eksperimen untuk memastikan produknya benar-benar sesuai kebutuhan pasar.
-
Inovatif dan Berbasis Teknologi. Startup kental dengan inovasi dan solusi digital. Hampir semua startup memanfaatkan teknologi mutakhir untuk membuat produk atau layanan baru. Contohnya, ada startup yang mengembangkan aplikasi transportasi online, platform e-learning, fintech (pembayaran digital), hingga IoT dan AI. Pendekatan teknologi ini memungkinkan mereka menjangkau banyak pengguna dan bersaing secara efisien.
-
Pertumbuhan Cepat dan Skalabilitas Tinggi. Tujuan utama startup adalah growth hacking: tumbuh secara eksponensial dalam waktu singkat. Untuk itu, startup mencari model bisnis yang scalable, yaitu bisa melayani lebih banyak pelanggan tanpa perlu menaikkan biaya sama besar. Misalnya, layanan online bisa berkembang cepat tanpa perlu membuka banyak cabang fisik.
-
Pendanaan dari Investor. Berbeda dengan UMKM yang biasanya pakai modal sendiri, startup aktif mencari modal eksternal dari angel investor, venture capital, atau program akselerator. Pendanaan ini digunakan untuk riset pasar, membangun tim, pengembangan produk, dan ekspansi. Kehadiran investor juga berarti startup harus siap mempertanggungjawabkan kinerjanya dengan target pertumbuhan.
-
Budaya Kerja Dinamis dan Fleksibel. Startup umumnya memiliki suasana kerja yang non-hierarkis, santai, dan kolaboratif. Karyawan diberi kebebasan untuk bereksperimen, sering multitasking, serta komunikasi lintas tim berjalan terbuka. Contohnya, staf startup bisa bekerja remote dan berkoordinasi via platform digital (chat, video call, dll), sehingga inovasi bisa cepat diimplementasikan.
Ciri-ciri di atas membedakan startup dari usaha tradisional. Sebagai contoh, startup lebih menekankan disruptive innovation dan target pasar yang luas, sedangkan bisnis konvensional lebih fokus pada produk/jasa rutin dan pertumbuhan yang stabil.
Baca Juga: Inilah Visi Yang Wajib Dimiliki Startup
Perbedaan Startup dan UMKM/Perusahaan Konvensional
Sebagai perbandingan, berikut beberapa aspek yang membedakan startup dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah):
- Fokus Bisnis: Startup umumnya bertumpu pada inovasi produk dan teknologi terbaru, sedangkan UMKM lebih mengandalkan produk atau jasa konvensional yang sudah ada.
- Pertumbuhan: Startup berorientasi ekspansi cepat (pertumbuhan eksponensial), misalnya cepat menambah pengguna atau area pemasaran. Sebaliknya, UMKM cenderung tumbuh secara bertahap dan stabil.
- Sumber Pendanaan: Startup banyak menggunakan modal dari investor, venture capital, dan program akselerator. UMKM biasanya mengandalkan modal sendiri, pinjaman bank, atau bantuan pemerintah.
- Tujuan Jangka Panjang: Banyak startup bercita-cita go public (IPO) atau ekspansi internasional seiring skala bertumbuh. UMKM umumnya hanya ingin bertahan dan menghasilkan keuntungan stabil bagi pemiliknya.
- Struktur Organisasi: Startup biasanya memiliki struktur datar. Founder dan tim inti memegang kendali penuh atas operasional dan strategi, sedangkan investor hanya terlibat pada keputusan besar. Dalam perusahaan konvensional atau UMKM, struktur bisa lebih hierarkis, dan pemilik/ investor kadang lebih terlibat langsung dalam manajemen sehari-hari.
Dengan perbedaan ini, startup lebih pantas disebut organisasi rintisan yang mencari terobosan bisnis baru, bukan hanya usaha kecil biasa.
Contoh Startup di Indonesia
Indonesia kini menjadi salah satu ekosistem startup terbesar di Asia Tenggara. Menurut data StartupBlink (Global Startup Ecosystem Index 2024), Jakarta masuk dalam 25 kota teratas dunia untuk startup, terutama di bidang e-commerce, fintech, dan foodtech. Bahkan beberapa startup Indonesia telah mencapai status unicorn (valuasi > $1 miliar). Berikut beberapa contoh startup populer Tanah Air:
-
Gojek – Mulai sebagai layanan ojek online, kini Gojek berkembang jadi super app. Selain transportasi, Gojek menyediakan layanan pesan-antar makanan (GoFood), pembayaran digital (GoPay), logistik, hingga hiburan. Keberhasilan Gojek mengubah kebiasaan sehari-hari masyarakat urban.
-
Tokopedia – Sebuah marketplace besar yang mempertemukan jutaan penjual dan pembeli online. Tokopedia (sekarang bagian dari entitas GoTo) memungkinkan usaha kecil menjual produk ke seluruh Indonesia.
-
Traveloka – Startup di sektor travel yang memudahkan pengguna memesan tiket pesawat, kereta, hotel, dan paket liburan. Sejak diluncurkan pada 2012, Traveloka kini jadi salah satu aplikasi perjalanan terbesar di Asia.
-
Ruangguru – Platform edukasi online yang menyediakan kelas, kuis, dan bimbingan belajar secara daring. Ruangguru, didirikan pada 2014, kini menjadi salah satu startup edtech terbesar di Indonesia dengan jutaan pengguna aktif.
-
CodePolitan – Salah satu startup edutech lokal yang berfokus pada pengembangan talenta digital di bidang web development dan pemrograman. CodePolitan menawarkan berbagai kelas online seperti Kelas Fullstack Web Developer, yang dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan industri yang dibutuhkan oleh perusahaan digital. Dengan platform pembelajaran interaktif dan dukungan komunitas developer yang kuat, CodePolitan berperan aktif dalam mencetak generasi digital Indonesia yang siap kerja dan siap bisnis.
Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa startup Indonesia beragam sektor: dari teknologi finansial (fintech), perdagangan digital (e-commerce), pariwisata, hingga pendidikan. Banyak startup ini pun telah menerima pendanaan besar dan berkontribusi signifikan pada perekonomian digital nasional.
Baca Juga: 5 Strategi Indie Developer Bisa Membangun Startup
Tantangan Membangun Startup
Membangun startup bukan pekerjaan mudah. Di samping peluang, ada beberapa tantangan umum yang harus dihadapi para founder:
-
Ketidakpastian Pasar: Tidak semua ide inovatif langsung diterima konsumen. Startup sering harus pivot (mengubah strategi/produk) jika respons pasar tidak sesuai ekspektasi.
-
Persaingan Ketat: Banyak tim berlomba menyelesaikan masalah serupa. Startup harus konsisten berinovasi untuk tetap unggul dan menarik perhatian investor maupun pelanggan.
-
Keterbatasan Dana: Tidak semua startup berhasil mendapatkan pendanaan yang cukup. Kekurangan modal bisa menghambat pengembangan produk, pemasaran, atau rekrutmen tim.
-
Membangun Tim Solid: Mencari co-founder dan tim dengan visi yang sama dan kemampuan yang saling melengkapi bukanlah hal mudah. Kegagalan dalam tim bisa mengancam kelangsungan startup.
Meski tantangan besar, ekosistem startup Indonesia terus berkembang. Dukungan pemerintah (misalnya program 1000 Startup Digital) dan minat investor mulai tumbuh, sehingga peluang keberhasilan semakin meningkat.
Kesimpulan
Jadi, startup adalah perusahaan rintisan yang berfokus pada inovasi, teknologi, dan pertumbuhan cepat. Startup umumnya masih berusia muda, masih mengembangkan model bisnis, dan sangat bergantung pada pendanaan eksternal. Meskipun mengandung risiko tinggi, jika berhasil sebuah startup dapat memberikan manfaat besar — baik bagi pendirinya maupun masyarakat luas.
Bagi kamu yang tertarik membangun startup, penting untuk memahami karakteristiknya: mulai dari kebutuhan inovasi, agile dalam merespons pasar, hingga membangun tim yang solid. Validasi ide secara berkelanjutan dan kesiapan menghadapi ketidakpastian adalah kunci sukses. Dengan fondasi yang tepat, tidak menutup kemungkinan startup kamu bisa tumbuh menjadi perusahaan besar dan berdampak besar bagi lingkungan.
Jika kamu ingin terjun ke dunia startup teknologi atau meningkatkan skill programming, CodePolitan menyediakan [KelasFullstack] secara online. **KelasFullstack ** CodePolitan adalah kursus lengkap belajar Web Developer secara A to Z. Kelas ini cocok bagi yang ingin memiliki karir bagus, menguasai skill yang dibutuhkan industri, mendapatkan gaji tinggi, dan dapat membuat website atau aplikasi untuk bisnis online sendiri. Dengan mentor berpengalaman dan materi up-to-date, CodePolitan siap membimbingmu menjadi developer handal. Daftar sekarang dan mulai perjalananmu di dunia coding!
Referensi: Steve Blank, Eric Ries, Investopedia (Glints), Ruangkerja.id, OCBC NISP, Oxford Business Group.
What do you think?
Reactions





