0
0
0
share
#programmer#coding#mahasiswa#skill
0 Komentar
Nggak Cuma Jago Ngoding Juga Keles!
Once upon a time… seorang mahasiswa informatika yang jago membuat program mampir ke ruangan fakultas di kampusnya. Dengan cuek tapi sopan ia menyapa manusia-manusia yang ada di ruangan itu dan lalu berbincang dengan salah satu staf untuk menyelesaikan urusannya. Kemudian salah seorang staf lain muncul dan menyapanya. Ia membalas sapaan staf tersebut. Staf tersebut menawarkan dia untuk bergabung dalam sebuah projek untuk membuat program aplikasi komputer. Sang mahasiswa mengiyakan. Dan staf tersebut meminta mahasiswa tersebut menunggu sebentar sementara ia mau mengerjakan sholat terlebih dahulu. Sang mahasiswa pun mengangguk, mengiyakan sambil mengisi formulir di hadapannya. Setelah staf selesai sholat ia kembali ke mahasiswa tadi, namun ternyata sang mahasiswa telah pergi. Dan staf pun gigit jari.
Sementara itu di tempat lain di waktu yang lain, seorang manajer perusahaan besar di Indonesia sedang “curcol” dengan seorang tutor. Sang Manajer bertanya kepada tutor tentang apa saja yang dipelajari mahasiswa informatika saat kuliah. Sang Tutor sontak terkejut, dan malah banyak bertanya ada apakah gerangan yang terjadi. Langsung Sang manajer menumpahkan segala isi benak dan hati kepada Sang Tutor. Inti curhatan si manajer yaitu Ia memiliki dua karyawan lulusan informatika dari perguruan tinggi swasta ternama di Indonesia, IPK di atas tiga, saat rekrutmen memiliki hasil nilai tes intelejensi paling tinggi di antara para pelamar lainnya dan jago membuat program komputer. Namun pada saat ada sedikit perubahan pada proses bisnis perusahaan, dua karyawan tersebut tidak dapat memodifikasi program komputer sesuai yang dibutuhkan pada waktu yang diinginkan. Selain itu Sang Manajer mengeluhkan mereka berdua hanya datang, duduk utak-atik program komputer, makan di tempat, habis jam kerja langsung pulang. Jika meeting, mempertahankan pendapatnya mati-matian karena merasa paling benar, mengerjakan tugas apa yang ditugaskan saja tanpa ada koordinasi dan komunikasi dengan rekan kerja lainnya.
Dari dua ilustrasi di atas, kesimpulannya adalah, seorang programmer jagoan bukanlah seorang programmer sejati, jika programmer hanya memiliki kemampuan teknikal saja alias jago coding doang. Lalu apa yang membuat seseorang disebut programmer sejati?
Baca juga: Kode Etik Programmer Yang Wajib Kita Ketahui
Programmer sejati itu adalah seorang problem solver bukan trouble maker. Artinya, seorang programmer itu harus dapat memecahkan masalah, bukan malah penyebab timbulnya masalah. Masalah yang dipecahkan bukan saja yang berkaitan dengan kode program tapi juga masalah non teknis, terutama hal-hal yang datang dari diri sendiri yang dapat menimbulkan masalah. Contohnya? ya seperti yang diilustrasikan di atas yaitu terlalu cuek, tidak ada respek terhadap orang lain, and so on … nanti ada penjelasan paragraf tersendiri.
Programmer sejati itu adalah seorang kreator, seorang inovator. Artinya, seorang programmer itu harus kreatif, berpikir dan bertindak out of the box. Tidak hanya menciptakan kemudahan dan kenyamanan untuk diri sendiri, tapi juga harus menciptakan kemudahan dan kenyamanan untuk lingkungan (teman, rekan kerja, anggota tim lain, atasan, perusahaan, klien / kustomer dan orang yang tidak dikenal). Seharusnya di level ini, programmer harus menyadari bahwa tidak semua orang memiliki level tingkatan ini. Pada level ini, seorang programmer memiliki kekuatan dan tanggung jawab yang sangatlah luar biasa. Seperti pesan Uncle Ben si Spiderman : “Remember, with great power. comes great responsibility”.
Sebenarnya untuk menjadi programmer tidak cukup hanya belajar ilmu komputer, ilmu coding untuk mendapatkan kemampuan teknikal (hard skill) yang dibutuhkan. Tapi juga harus belajar agar memiliki soft skill juga.
Soft skill pada intinya adalah sikap, pola pikir, dan perilaku seseorang. Di sini tak akan dijelaskan apa itu soft skill, tapi soft skill apa saja yang umumnya dibutuhkan oleh programmer. Berikut daftar soft skill yang harus dimiliki oleh programmer :
- Kemampuan berkomunikasi
- Kemampuan mendengarkan
- Kemampuan berempati
- Kemampuan beradaptasi
- Kemampuan bekerja tim
- Kemampuan beretika kerja
- Kemampuan berpikir kritis dan kreatif
- Kemampuan mengelola ego
Baca juga: 5 Tipe Programmer Dilihat dari Cara Menyelesaikan Masalah
Kemampuan berkomunikasi mutlak. baik berkomunikasi dengan komputer maupun dengan sesama manusia baik berkomunikasi secara pribadi atau kelompok. Berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Berkomunikasi terhadap keluarga, teman, rekan kerja, atasan, bawahan, klien, orang yang lebih muda atau yang lebih tua. Berkomunikasi langsung, lewat telepon, surat, e-mail, media sosial, dan media lainnya. Berkomunikasi secara personal maupun public speaking.
Banyak orang bisa mendengar namun tidak bisa mendengarkan dengan baik. Yang dimaksud mendengarkan dengan baik adalah mendengar, menganalisis apa yang di dengar, mengkonfirmasikan apa yang didengar, sehingga memahami apa yang didengar. Sehingga informasi yang didengar dapat diproses atau dapat melakukan sesuatu yang menghasilkan output yang baik untuk programmer dan penyampai informasi.
Berempati merupakan salah satu usaha untuk memahami kesulitan pihak lain, menghargai kesulitan tersebut, dan memberikan respon yang baik terhadap kesulitan tersebut dengan membangun program yang dapat mengenyahkan kesulitan bukan malah menambah kesulitan.
Salah satu perbedaan menyolok antara manusia dengan mahluk lain adalah kemampuan adaptasinya. Programmer dituntut mampu beradaptasi lebih cepat dengan belajar lebih cepat, bekerja lebih cerdas untuk menghadapi segala tantangan dan perubahan. Apalagi teknologi informasi memiliki tingkat perubahan yang relatif cepat dibandingkan teknologi-teknologi lainnya.
Bekerja di dalam sebuah tim memiliki kenikmatan sekaligus tantangan. Yang jelas tantangannya adalah bagaimana dapat berkomunikasi, berkoordinasi, saling dukung, saling menghargai, saling menghormati, saling menyayangi sehingga tercipta iklim kerja yang nyaman dan dapat mendorong untuk lebih produktif lagi.
Baca juga: Belajar Bahasa Pemrograman Secara Interaktif di Internet
Bekerja tepat waktu, rapi, profesional, bersemangat, berani, sopan, santun, terencana, pantang menyerah, terkoordinasi, terkontrol, terukur, responsif, inisiatif, fleksibel, process oriented dengan menjunjung tinggi hasil yang berkualitas, terstandarisasi, memiliki prosedur, asesmen, evaluasi, team spirit, users oriented merupakan etika kerja yang harus dibangun oleh programmer.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif bagi programmer tidak bisa ditawar lagi. Karena sebagai programmer pasti akan dihadapkan oleh berbagai macam problem dan trouble yang membutuhkan pemikiran yang out of the box.
Kemampuan mengelola ego merupakan salah satu kemampuan yang paling kelihatan oleh mata orang di sekeliling programmer. Tidak menganggap diri paling pintar, paling benar, paling kuat, paling cepat, namun juga tidak menganggap diri paling inferior; paling bodoh, paling salah, paling lemah, paling lambat. Yang jelas kemampuan ego dicirikan seberapa banyak mau berbagi apa yang dimiliki kepada orang lain, tanpa harus ada rasa sungkan sedih, marah, sebel.
Ada yang bilang soft skill bawaan orok. Yang bilang itu pasti adalah manusia gua. Programmer adalah orang yang open mind, open heart, berpikiran jernih dan berhati hangat. Siapa bilang watak atau karakter tidak bisa diubah? Soft skill yang baik dapat ditimbulkan dari kesadaran, keinginan, dilatih, dan dibiasakan. So apa lagi yang ditunggu, masih mau kan menjadi programmer sejati?
Yang jelas programmer adalah manusia. Manusia adalah mahluk sosial. Dan suatu keniscayaan, programmer pasti akan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Emang kalo jago bikin program, semua program dipakai sendiri aja? pasti dipakai atau dijual ke manusia lainnya kan? Jadi... (terusin sendiri ya). Sekian :)
0
0
0
share