0
0
0
share
#programmer#apple#swift#mac
0 Komentar
Nenek 82 Tahun Ini Buktikan Semua Bisa Jadi Programmer
Programmer memang identik dengan generasi muda masa kini. Tapi, seorang nenek bernama Masako Wakamiya dari Jepang ini membuktikan bahwa semua bisa jadi seorang programmer tanpa memandang umur.
Nenek yang pensiun sebagai pegawai bank ini pada awalnya meminta beberapa developer untuk membuat kan game bagi para manula, namun tidak ada yang tertarik. Karena tidak ada yang mau memenuhi keinginannya, maka nNnek Wakamiya memutuskan untuk membuat sendiri game tersebut, sebuah keputusan yang terlihat kurang cocok untuk seorang nenek berusia lebih dari 80 tahun ini.
Aplikasi yang dibuat oleh Nenek Wakamiya bernama, Hinadan, game iOS tentang festival tradisional Jepang, Hinamatsuri. Aplikasi ini, menurut sang Nenek dikembangkan selama kurang lebih setengah tahun.
Sumber gambar: cnn.com
Awal Mengenal Komputer
Sang Nenek sudah mengenal komputer sejak tahun 1990-an, tak lama setelah pensiun dari pekerjaannya. Pada saat ia pertama mengenal komputer ia sudah berusia 60 tahunan. Pada saat itu sistem komputer belum semudah sekarang, ia perlu waktu berbulan-bulan untuk menyiapkan sistem komputernya. Ia pertama-tama mempelajari tentang sistem Microsoft sebelum menggunakan Mac dan iPhone.
Belajar Pemrograman Lewat Skype dan Facebook Messenger
Berdasarkan pengakuan Nenek Wakamiya, ia belajar pemrograman dengan seorang "anak muda" yang tinggal di Sendai, di Barat Daya Tokyo. Dari anak muda ini, Nenek Wakamiya belajar tentang bahasa pemrograman Swift melalui Skype dan Facebook Messenger. Sang Nenek betul-betul mengajarkan kita bahwa untuk belajar itu tidak ada batasan. Bahkan Facebook yang paling banyak menyedot waktu kita pun bisa menjadi sarana belajar yang terbukti bisa berhasil.
Logika Tidak Cukup Untuk Belajar Pemrograman
Motivasi Belajar
Motivasi utama Nenek Wakamiya dalam belajar pemrograman dan membuat aplikasi pertamanya ialah karena ia tidak dapat menemukan aplikasi untuk manula seperti dirinya. Ia mengatakan, mayoritas aplikasi di banyak smartphone hanya tersedia dengan menargetkan kawula muda. Sedangkan, aplikasi yang ditujukan dan bisa dinikmati oleh manula hampir tidak ada.
Tips Tetap Termotivasi Saat Belajar Pemrograman
Dari sana, Nenek Wakamiya memutuskan untuk berkontribusi dengan membuat aplikasi yang bisa dinikmati manula-manula seperti dirinya. Ia juga berharap agar manula bisa mendapat kesenangan dengan memakai komputer.
Menjadi Pembicara PBB
Karena pencapaiannya, semangat, dan kegigihannya ini, Nenek Wakamiya diundang diberbagai acara. Ia pernah menghadiri WWDC 2017 (konferensi programmer-programmer Apple) dan TEDx Talk di Tokyo.
Belum lama ini, Ia juga diundang untuk memberikan pidato di Kantor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York membahas tentang teknologi digital bagi manula. Di sana, Ia mendemonstrasikan game yang ia buat sekaligus mengajak peserta konferensi untuk lebih mendorong manula aktif sebagai bagian dari komunitas (digital).
Sumber gambar: nhk.or.jp
Manfaat Berkomunitas untuk Profesi Programmer
Penutup
Dari sini kita bisa melihat bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar. Berusia lanjut bukan menjadi halangan untuk belajar hal baru. Apalagi bagi kita yang memiliki usia jauh lebih muda dibandingkan dengan beliau harus bisa memiliki semangat yang lebih tinggi. Dengan tubuh yang masih sehat, kuat, segar, juga dengan kemampuan otak yang masih fresh, kita memiliki kans yang sebetulnya lebih tinggi untuk bisa menjadi seorang programmer.
Jika menyerah, kehilangan motivasi, dan akhirnya berhenti di tengah jalan, malu lah kita dengan Nenek Wakamiya. Meskipun sudah berusia lanjut ia masih tetap termotivasi untuk belajar. Motivasnya jelas, ia ingin agar ada aplikasi yang bisa memanjakan para manula seperti dirinya sendiri. Karena jika bukan dia yang mulai bergerak melakukannya, siapa yang ingin membuat aplikasi untuk para manula?
Oleh karena itu sahabat-sahabatku, tetaplah semangat dalam belajar pemrograman. Semua bisa kok jadi programmer, yang penting adalah motivasi yang kuat dan tentu saja dengan semangat pantang menyerah.
Sumber: cnn.com, wonderlabs, nhk
0
0
0
share