0
0
0
share
0 Komentar
Matinya CoffeScript
ES6 yang dirilis pada tahun 2015 merupakan salah satu versi yang membawa banyak perubahan bagi JavaScript. Arrow functions, Class based Inheritance, let
dan const
, dan masih banyak lagi. Tapi apa hal seperti itu belum pernah ada sebelumnya?
Ide Revolusioner
Pada 2009, Jeremy Ashkenas punya ide untuk menciptakan bahasa baru. Bahasa yang terinspirasi dari Ruby dan Python, dan juga dicompile ke JavaScript, lalu terciptalah CoffeScript. CoffeScript inilah yang pertama kali memperkenalkan syntax arrow function (=>
di ES6, ->
di CoffeScript).
// JavaScript biasa $(document).ready(function () { }) // CoffeScript $ -> /** expression di sini */
CoffeScript juga menggunakan indentation untuk blocksnya, seperti Python. if
, for
, dan switch
juga memiliki return value seperti di Ruby.
// JavaScript biasa if (lulus) { alert('Hore!') } // CoffeScript alert 'Hore!' if lulus
Hingga pada tahun 2011, CoffeScript menjadi salah satu Project terpopuler di GitHub. Bahkan pembuat JavaScript, Brendan Eich mengatakan bahwa CoffeScript telah mengubah pandangannya terhadap masa depan JavaScript.
Meninggalnya CoffeScript
Seperti yang sudah disebutkan di awal, ES6 membawa hampir semua ide revolusioner CoffeScript ke JavaScript. Dan bukan hanya ES6, JavaScript masih terus berevolusi dengan cepat hingga sekarang. Sampai akhirnya CoffeScript-lah yang tertinggal oleh ide-ide revolusioner JavaScript.
TL;DR
CoffeScript memberi banyak ide revolusioner bagi JavaScript, namun gagal mempertahankan posisinya sebagai bahasa revolusioner. Hingga akhirnya tergeser oleh JavaScript yang terus berkembang.
Referensi
0
0
0
share