0
0
0
share
#komunitas#codertalk#php-indonesia#peter-jack-kambey
0 Komentar
CoderTalk: Peter Jack Kambey, Sang Pejuang Komunitas PHP Indonesia
Saat melihat seseorang yang telah berada pada sebuah level puncak, sering kali kita lupa bahwa dibalik posisinya saat ini ada sebuah perjuangan luar biasa yang telah dilaluinya. Pada CoderTalk kali ini, CodePolitan akan membahas seorang tokoh yang mungkin sudah tidak asing lagi buat temen-temen Coders. Siapa lagi kalau bukan Peter Jack Kambey, Head of Executive PHP Indonesia Community. Melalui kisahnya kita akan belajar tentang perjuangan, semangat hidup dan kesungguhan dalam berbagi. Berikut hasil wawancara kami bersama Peter Jack Kambey dalam CoderTalk kali ini.
Jelasin dong Om, sejarah singkat atau latar belakang Om Peter Jack Kambey ini!
Saya lahir di Manado, tapi bukan di kotanya. Lebih tepatnya di Desa Kiawa, Kecamatan Kawangkoan. Masih sekitar 40 Km lagi dari kota Manado, kira-kira 1 jam perjalanan. Saya di Manado dari lahir sampai SMA. Setelah SMA saya langsung ke Jakarta buat kerja.
Waktu saya SMA, komputer sudah mulai ada, waktu itu masih DOS. Mulai muncul juga waktu itu komputer-komputer kecil semisal kalkulator saintist. Wah saya tertarik banget waktu itu. Waktu itu saya percaya, teknologi komputer pasti akan terus berkembang kedepannya dan sangat potensial.
Saya punya pemikiran, kalau saya mau kerja atau membangun skill, maka saya harus mempertimbangkan skill atau bidang kerja yang 20 tahun kemudian masih tetep potensial. Nah karena saya lihat komputer itu cukup menjanjikan, makanya ketika kerja saya putuskan untuk bekerja di bidang komputer.
Sejak kapan Om Peter mulai terjun ke industri IT? Dan bisa ceritain nggak Om gimana perjalanannya hingga kini?
Karir saya di industri IT langsung saya mulai di pekerjaan pertama saya setelah merantau di Jakarta. Tahun 1994 waktu itu. Saya kerja di PT. Setia Sapta di Jalan Gajah Mada. Saya kerja sebagai tukang rakit komputer dan install komputer. Target saya waktu itu emang bukan nyari uang, tapi emang pengen belajar. Dari kerjaan inilah saya mulai mengenal hardware.
Saya mulai mengenal pemrograman satu tahun setelahnya, tahun 1995. Waktu itu pemrograman sudah mulai dikenal. Banyak orang yang udah mulai bikin macem-macem aplikasi, seperti aplikasi keuangan, inventori barang dan lain sebagainya. Saya pindah kerja di Daan Mogot. Sebenernya saya kerja sebagai IT Support, tapi karena saya tertarik dengan pemrograman, saya mulai belajar tentang pemrograman dan mulai nyoba-nyoba bikin aplikasi. Waktu itu saya belajar dBase dan FoxPro.
Baca juga: CoderTalk: Sofian Hadiwijaya dari Mahasiswa Drop Out Menjadi Developer Hero
Setelah itu saya kerja di bidang PABX. Kerjaan saya jadi installer telepon, tarik-tarik kabel telepon gitu. Waktu itu vakum dulu tuh programming dan komputer.
Barulah pada tahun 1997 saya pindah kerja ke Batam. Nah di Batam inilah saya balik lagi ke dunia programming. Saya sudah mulai jadi programmer beneran di sini. Saya jadi junior programmer di sana. Ini masih jauh lho ya perjalanan dari PHP, waktu itu saya pakenya Visual Basic 6.
Di tahun 2001 saya menikah dan kembali lagi ke Jakarta. Sekaligus saya pindah kerja di bidang networking, dan ngurusin data center. Di perusahaan ini saya terbilang lama, sekitar 10 tahun, dari 2001 sampe 2010. Karena cukup lama, jadi sebenernya saya lumayan ngelotok tuh di networking. Linux, konfigurasi server, itu udah khatam di luar kepala kayaknya.
Yang cukup menarik adalah, di tahun 2003 saya dapet project dari kantor buat ikut di Sentul International Convention Center (SICC) Project. Di project inilah saya mulai kenal dengan teknologi triple play. Di sini pulalah kayaknya ilmu yang saya pelajari sejak awal kerja mulai dari sebagai tukang rakit komputer, IT support, programmer, PABX dan networking, semuanya kepake. Saya ngerasa beruntung banget, dapet banyak banget ilmu dan pengalaman di project ini.
Tahun 2011, saya pindah kerja ke Pluit, sebagai IT Marketing. Nah di sini emang relatif sebentar saya bekerja, tapi ada satu pelajaran berharga yang saya dapet dari kerja di sini yang kemudian hingga saat ini bener-bener saya pegang dan saya jadikan mindset saya sebagai seorang developer. Waktu itu atasan saya sempet ngomong gini "IT itu bukan soal keren-kerenan. IT itu bukan soal teknologinya keren, barangnya canggih, produknya bagus. Tapi IT itu soal solusi." Itulah kenapa dalam banyak kesempatan, sering kali saya menyampaikan hal ini kepada para developer, agar orientasinya bukan lagi pada teknologinya tapi pada solusinya. Oh ya, dan kata-kata itu pulalah yang kemudian membuat saya bener-bener tertarik di dunia pemrograman, karena bagi saya berbicara solusi itu artinya berbicara pemrograman.
Setelah itu, barulah kemudian saya ke Podomoro. Tepatnya tahun 2012. Ya hingga saat ini saya masih kerja di Podomoro. Di sinilah saya mulai berkenalan dengan pemrograman PHP, Yii Framework dan juga komunitas PHP Indonesia.
Sejak kapan Om Peter mulai berkontribusi di komunitas? Dan apa yang menyebabkan Om Peter bersemangat berkontribusi di komunitas?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, saya ingin sedikit cerita yang agak religius. Pada pertengahan tahun 2010, saya mengalami sebuah kecelakaan motor yang cukup parah. Kaki saya patah, engselnya lepas dan tempurungnya hancur yang akhirnya disambung oleh dokter. Selama kurang lebih 3 bulan saya bener-bener nggak bisa kemana-mana, cuma bisa di tempat tidur doang. Saat itulah saya mendapat sebuah pencerahan atau petunjuk lewat mimpi. Dalam mimpi saya, saya diberitahukan dua hal, "kamu akan bekerja di bidang properti dan kamu akan membantu orang-orang lewat pengetahuan yang kamu punya".
Awalnya sih saya pikir itu mimpi biasa, tapi kemudian saya tahu bahwa itu adalah petunjuk dari Tuhan untuk saya. Karena benar saja, 2 tahun setelahnya yaitu tahun 2012 saya kemudian bekerja di Podomoro yang notabene adalah perusahaan properti.
Selanjutnya di tahun 2012 kan saya sudah gabung di Podomoro dan karena kebutuhan pekerjaan akhirnya saya belajar pemrograman PHP. Dan karena saya ingin deliver kerjaan saya dengan cepat, akhirnya saya merasa membutuhkan sebuah framework yang kemudian saya pilihlah Yii Framework. Nah buat belajar Yii mulailah saya gabung dengan komunitas Yii.
Karena mungkin saya cukup aktif di komunitas Yii, akhirnya suatu hari Om Rama meminta saya untuk menjadi pembicara di event pertama komunitas PHP Indonesia tahun 2012. Jadilah saya pembicara di acara itu. Waktu itu saya membahas tentang Yii Framework. Nah dari situlah saya mulai gabung dengan komunitas PHP Indonesia. Saya mulai tuh kenal dan ketemu banyak orang seperti sama Om Luri, Om Eksa, dan yang lainnya.
Baca juga: Manfaat Berkomunitas untuk Profesi Programmer
Dan setelah saya gabung dengan komunitas dan aktif di komunitas, saya teringat mimpi saya sebelumnya. Dari situ saya sadar, ternyata ini mungkin yang dimaksud Tuhan dengan petunjuk nomor 2 itu, yaitu membantu orang lain dengan pengetahuan yang saya miliki. Yaitu berkontribusi di komunitas.
Jadi, kalau saya ditanya apa alasan atau penyebab saya mau repot-repot mengurusi dan berkontribusi di komunitas, mungkin jawaban saya adalah karena itu sudah seperti amanah dari Tuhan, tugas dari Tuhan buat saya. Dan saya ingin menunaikannya dengan sedaya upaya saya.
Kapan Om Peter mulai menjadi leader di PHP Indoensia?
Saya mulai menggantikan Om Eksa memegang tongkat estafet kepemimpinan di komunitas PHP Indonesia sejak 2014. Sebuah kehormatan bagi saya bisa melanjutkan semangat dan karya orang-orang hebat seperti Om Rama, Om Soni dan Om Eksa.
Teknologi apa yang saat ini sedang Om Peter dalami?
Yii2, masih PHP juga. Saya sadar sekarang saya udah nggak muda lagi, dan nggak mungkin bisa adopsi teknologi terlalu banyak. Jadi saya fokus aja di PHP dan Yii2. Terutama Yii2, menurut saya teknologinya sangat menarik sekali.
Android juga nyoba-nyoba ngoprek sih, tapi cuma sekedar belajar aja. Dibanding PHP, porsinya mungkin cuma 20%. Ya, cuma pengen tau aja.
Bagaimana Om Peter membagi waktu antara bekerja dan kontribusi di komunitas?
Ada dua faktor yang sangat berpengaruh di sini. Yang pertama adalah faktor perusahaan. Sepertinya saya masuk ke perusahaan yang tepat dan waktu yang tepat pula. Saat ini sistem yang saya bangun untuk perusahaan saya, sudah jadi semuanya. Jadi saya sekarang cuma tinggal maintenance aja. Udah beres semuanya, udah jalan stabil sistemnya. Jadi lumayan ada waktu yang bisa saya manfaatkan. Yang kedua adalah faktor atasan. Kebetulan atasan saya paham dan sangat mengerti bagaimana memperlakukan seorang developer, beliau memberikan saya waktu yang fleksibel untuk bekerja. So, dengan 2 faktor tadilah saya bisa meluangkan waktu saya untuk bisa berkontribusi di komunitas.
Baca juga: Tingkatan Seorang Programmer Berdasarkan Skill Level
Selain dari coding dan berkontribusi di komunitas, apa aktivitas Om Peter?
Saya pemusik. Saya pemain bass. Saya dan teman-teman saya biasa membawakan musik di gereja. Ya, biar seimbang otak kanan dan otak kiri saya. Selain itu sisanya paling saya habiskan bersama keluarga tercinta.
Apa saran Om Peter untuk para programmer di Indonesia?
Ada 3 pesan saya untuk temen-temen pembaca CodePolitan dan para programmer di Indonesia:
Pertama, cintai apa yang kamu lakukan. Kalau passion kamu emang di programming, ya cintai itu. Karena dengan mencintai apa yang kita kerjakan, maka kita akan lebih tahan banting dalam berproses. Apapun tantangan yang akan kita hadapi kedepannya, kita akan berani menghadapinya dan akan terus maju.
Kedua, selain kita harus senantiasa mengupgrade skill kita dalam bidang programming, kita juga harus senantiasa memperluas wawasan kita dan senantiasa menjaga attitude kita. Dengan memperluas wawasan kita terutama dalam bidang-bidang yang mendukung pekerjaan kita, kita akan jauh lebih mudah dalam bergerak. Selain itu juga tidak semua hal dinilai dari skill, kita harus senatiasa menjaga prilaku kita, attitude kita. Sering kali attitude jauh jauh lebih penting dari pada sebuah skill.
Terakhir, tanamkan dalam benak kita bahwa ketika kita berbicara tentang teknologi, maka itu artinya kita berbicara tentang solusi. Teknologi bukanlah tentang keren-kerenan, gaya-gayaan, bagus-bagusan. Teknologi adalah tentang solusi yang bisa kita berikan.
0
0
0
share