0

0

0

share


#programmer#ngoding
0 Reaksi

0 Komentar

Beberapa Kebiasan Buruk Programmer yang Sering Buat Stres!

Profile

Abd Asis19 September 2024

Beberapa Kebiasan Buruk Programmer yang Sering Buat Stres!

Para programmer sering menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan berbagai masalah dan berusaha menulis kode yang lebih baik. Jam-jam panjang yang dihabiskan untuk memecahkan masalah bisa sangat melelahkan, bahkan untuk pikiran yang paling tahan banting sekalipun. programmer sering terbenam dalam layar dan baris kode hingga tidak menyadari bahwa beberapa kebiasaan sehari-hari mereka sebenarnya merugikan kesehatan otak.

1: Sesi Koding Maraton

Bagi banyak programmer, melakukan sesi koding maraton atau begadang semalam suntuk hampir dianggap sebagai tanda kehormatan. Ini menjadi hal biasa ketika ada tenggat waktu mendesak, seperti bug kritis yang harus segera diperbaiki atau fitur baru yang harus selesai pada akhir minggu.

Rasa adrenalin dapat membuat jam-jam panjang koding terasa produktif, tetapi ini adalah salah satu kebiasaan yang paling merusak kesehatan otak.

Periode kerja yang panjang tanpa istirahat yang cukup mengganggu ritme alami otak. Otak, seperti otot lainnya, membutuhkan waktu istirahat untuk pulih dan mengkonsolidasi. Ketika programmer memasuki sesi maraton ini, mereka meninggalkan tidur yang sangat penting untuk fungsi kognitif, konsolidasi memori, dan regulasi emosional.

Kekurangan tidur telah terbukti menyebabkan penurunan kognitif, ketidakmampuan untuk fokus, dan memengaruhi kemampuan pengambilan keputusan. Kurangnya tidur jangka panjang juga dapat memengaruhi penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Selain itu, periode konsentrasi yang panjang selama maraton koding dapat menyebabkan burnout mental, penurunan energi kreatif, dan kelelahan emosional.

Programmer seharusnya mengembangkan strategi yang mencakup istirahat teratur, penjadwalan jam kerja, dan menjaga pola tidur yang sehat. Contoh yang baik adalah Teknik Pomodoro, di mana seseorang bekerja selama 25 menit dan kemudian beristirahat selama 5 menit. Selain itu, memiliki batasan yang jelas mengenai jam kerja dan rutinitas tidur yang teratur akan berkontribusi pada kesehatan kognitif dan produktivitas yang lebih baik.

2: Kurangnya Aktivitas Fisik

Kecepatan teknologi yang cepat membuat waktu semakin menyusut bagi banyak orang, termasuk programmer. Mereka sering kali menemukan banyak alasan untuk duduk diam ketimbang berolahraga.

Namun, pengabaian ini dapat berdampak buruk pada otak.

Olahraga fisik yang teratur tidak hanya bermanfaat bagi tubuh, tetapi juga penting untuk otak. Aktivitas fisik meningkatkan aliran darah ke otak, memperbaiki dan mempertajam fungsi kognitif penting seperti memori, perhatian, dan kemampuan pemecahan masalah. Ini juga membantu pelepasan neurotransmiter seperti dopamin dan serotonin, yang penting untuk regulasi suasana hati dan kejernihan mental.

Gaya hidup yang tidak aktif dapat menyebabkan aliran darah yang buruk, pemikiran yang tumpul, dan meningkatnya kerentanan terhadap gangguan suasana hati. Selain itu, gaya hidup yang tidak aktif meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, dan diabetes, yang semuanya sangat buruk bagi otak.

programmer harus berusaha untuk memperkenalkan aktivitas dalam gaya hidup mereka, meskipun sesi olahraga tersebut singkat. Ini bisa dimulai dengan beberapa menit olahraga setiap jam dan ditingkatkan dengan jalan cepat, peregangan, atau meja berdiri di tempat kerja. Perbedaannya terlihat dari pengingat untuk bergerak setiap jam dan penjadwalan latihan secara teratur.

3: Mengabaikan Stimulasi Mental

Namun, industri teknologi bisa menjebak programmer untuk hanya belajar apa yang dibutuhkan langsung untuk pekerjaan mereka, sehingga pembelajaran berkelanjutan penting untuk pertumbuhan profesional. Banyak programmer yang hanya mengandalkan aktivitas sehari-hari untuk merangsang pikiran mereka, padahal risiko stagnasi kognitif akan muncul jika tidak ada stimulasi mental yang cukup.

Otak menyukai kebaruan dan tantangan.

Ketika programmer berhenti mencari pengetahuan baru atau merangsang diri secara intelektual, risiko stagnasi kognitif mengintai. Kemampuan pemecahan masalah yang rendah, kompetensi kreatif yang menurun, dan bahkan risiko penurunan kognitif yang lebih tinggi dapat mengurangi stimulasi mental secara bertahap.

Terlibat dalam berbagai aktivitas pembelajaran, seperti membaca buku, mempelajari hobi baru, atau menjelajahi bidang baru, membuat otak tetap aktif dan cepat. Pembelajaran berkelanjutan dan stimulasi intelektual adalah cara untuk mempertahankan aktivitas kognitif yang sehat dan meningkatkan kinerja mental.

Untuk mencegah fungsi kognitif menjadi stagnan, programmer juga harus mencari kegiatan belajar di luar lingkungan kerja mereka. Mereka dapat mendaftar dalam kursus online, menghadiri pertemuan teknologi, atau mempelajari bahasa dan kerangka kerja pemrograman baru. Bahkan meluangkan sedikit waktu setiap minggu untuk sesuatu yang baru akan sangat bermanfaat bagi kesehatan kognitif secara keseluruhan.

4: Mengabaikan Koneksi Sosial

Koding sering membuat programmer merasa terisolasi karena mereka lebih fokus pada pekerjaan dan mengabaikan interaksi sosial. Kebiasaan ini sering diabaikan, padahal dapat sangat memengaruhi kesehatan mental dan fungsi kognitif.

Sebagai manusia, kita sangat sosial.

Hubungan sosial yang kuat memberikan dukungan untuk menjaga kesehatan mental. Stres kehidupan dapat diatasi dengan berkomunikasi dengan orang lain dan merangsang fungsi kognitif melalui percakapan dan pengalaman yang berharga.

Berbagai kondisi psikologis yang dikaitkan dengan kesepian dan isolasi termasuk depresi dan kecemasan, serta penurunan kognitif. Isolasi ini membuat programmer merasa tidak segar dan tidak puas dengan pekerjaan mereka.

programmer perlu menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi serta menyisihkan waktu untuk aktivitas sosial serta pemeliharaan hubungan keluarga dan teman. Aktivitas seperti team building, kelompok profesional, atau pertemuan sosial informal yang mempererat hubungan juga berkontribusi pada keadaan mental yang lebih baik. Menghubungi rekan kerja dan teman setiap hari, bahkan hanya untuk berbicara singkat, juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.

Kesimpulan

Kebiasaan-kebiasaan ini mungkin terlihat sepele, tetapi jika dibiarkan berkembang seiring waktu, bahaya bagi kesehatan otak dapat meningkat. programmer yang terjebak dalam tekanan tenggat waktu dan tantangan koding sering kali tidak memperhatikan diri mereka sendiri atau memahami betapa pentingnya perawatan diri untuk fungsi kognitif. Dengan menyadari kebiasaan-kebiasaan merugikan seperti sesi koding maraton, kurangnya olahraga, mengabaikan stimulasi mental, dan isolasi sosial, programmer dapat mengambil tindakan proaktif untuk melindungi kesehatan otak mereka dan meningkatkan diri mereka.

Perubahan yang signifikan dalam adopsi kebiasaan sehat, keseimbangan kerja-hidup dengan istirahat dan olahraga yang cukup, pembelajaran berkelanjutan, dan keterlibatan sosial akan sangat membantu dalam memastikan dan menjaga kognisi yang sehat dalam jangka panjang. Mengingat lingkungan kerja programmer perangkat lunak yang intens, perubahan ini tidak hanya bermanfaat tetapi juga krusial untuk kesuksesan profesional dan kebahagiaan pribadi. Langkah-langkah ini akan memastikan programmer mempertahankan kesehatan otak mereka sambil tetap sukses dalam karir dan kehidupan pribadi mereka.

Apakah kamu sering melakukan kebiasaan-kebiasaan diatas? yuk diskusi

0

0

0

share