Apakah AI Akan Menggeser Programmer? Perspektif Sang CTO Industri Software

Profile
M RIFKI FADILAH

29 November 2024

Apakah AI Akan Menggeser Programmer? Perspektif Sang CTO Industri Software

Pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) membuat pertanyaan "Apakah AI bisa menggantikan programmer?" semakin sering dibicarakan. Salah satu tokoh yang memberikan perspektif menarik adalah Pingadi Limajaya, CTO WGS, perusahaan software development di Indonesia yang menangani klien enterprise dan pemerintah. Melalui wawancara ini, kita akan memahami bagaimana AI memengaruhi dunia pemrograman, mulai dari perannya sebagai alat bantu hingga bagaimana manusia tetap menjadi elemen utama.

AI: Alat Bantu atau Ancaman?

Pingadi menegaskan bahwa AI adalah alat bantu yang luar biasa, bukan ancaman. "AI sangat membantu dalam tugas repetitif seperti debugging, penulisan kode pengujian, atau memastikan standar kode terpenuhi," ungkapnya. Dengan AI, programmer dapat mengalihkan fokus mereka ke tugas-tugas kreatif dan kompleks.

Pendapat ini berbeda dengan kekhawatiran sebagian orang yang melihat AI sebagai pengganti manusia. Pingadi percaya bahwa AI memberi peluang besar bagi programmer yang mampu menggunakannya. "Dengan AI, kita bisa bekerja lebih cepat dan efisien. Ini seperti mendapatkan turbo boost," tambahnya.

Implementasi AI dalam Software Development

Di WGS, AI telah menjadi bagian dari proses pengembangan software. Teknologi ini digunakan dalam pembuatan kode, pengujian otomatis, hingga memberikan saran untuk perbaikan. "Peningkatan produktivitas dan kualitas kode adalah hasil nyata dari kolaborasi ini," ujar Pingadi.

Namun, ia mengingatkan bahwa AI tidak boleh menggantikan pemikiran kritis manusia. "AI hanya alat bantu. Programmer harus tetap menjadi pemimpin dalam proses pengembangan," tegasnya.

Batasan AI di Dunia Pemrograman

Meski AI menawarkan kemudahan, teknologi ini memiliki keterbatasan. AI cenderung efektif untuk tugas-tugas teknis yang jelas, tetapi kurang dapat diandalkan dalam situasi kompleks yang membutuhkan pemahaman konteks. "Manusia masih diperlukan untuk memecahkan masalah yang unik dan rumit," jelas Pingadi.

Ketergantungan AI pada data pelatihannya juga menjadi salah satu kelemahannya. Jika dihadapkan pada skenario yang tidak ada dalam data tersebut, AI bisa memberikan hasil yang tidak relevan atau salah.

Peran Programmer di Era AI

Di era AI, peran programmer berubah. Tugas yang sebelumnya berfokus pada penulisan kode kini meluas menjadi pemecahan masalah, desain sistem, dan pengambilan keputusan strategis. "Programmer harus menjadi pemikir kreatif, bukan hanya eksekutor teknis," ujar Pingadi.

Selain itu, programmer juga dituntut untuk mampu memberikan instruksi yang jelas kepada AI, sekaligus mengevaluasi hasil kerja AI. Keahlian seperti berpikir kritis dan desain sistem menjadi lebih penting dibandingkan kemampuan teknis sederhana.

Dampak AI terhadap Inovasi

Dalam pengembangan software, AI memungkinkan proses eksperimen berjalan lebih cepat. "AI mempercepat implementasi ide, tetapi inovasi besar tetap membutuhkan kreativitas manusia," kata Pingadi.

Meskipun AI membantu mempercepat pengembangan, ide-ide kreatif yang mendasari produk unik tetap berasal dari manusia. Hal ini menunjukkan bahwa AI adalah alat untuk memperkuat kemampuan inovasi manusia, bukan penggantinya.

Masa Depan Pemrograman dan AI

Pingadi optimistis terhadap masa depan pemrograman meskipun AI semakin canggih. Ia percaya permintaan untuk programmer tidak akan berkurang, tetapi keterampilan yang dibutuhkan akan berkembang. "Di masa depan, kita akan melihat lebih banyak spesialis AI dan arsitek sistem," ungkapnya.

Programmer harus terus belajar dan beradaptasi untuk tetap relevan di tengah perubahan. Pingadi mengajak para programmer untuk melihat AI sebagai peluang untuk berkembang, bukan ancaman.

Peran Indonesia dalam Implementasi AI

Image

Di Indonesia, penerapan AI di sektor teknologi masih dalam tahap awal. Namun, potensinya sangat besar. Banyak perusahaan mulai mengintegrasikan AI untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Pingadi menyoroti pentingnya dukungan ekosistem teknologi, termasuk kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan. Dengan langkah yang tepat, Indonesia bisa memanfaatkan AI untuk memperkuat industrinya sekaligus menciptakan generasi programmer yang kompeten di masa depan.

What do you think?

Reactions