Apa Itu Polymorphism adalah? Pengertian, Metode & Keunggulannya

Profile
Prasatya

29 Agustus 2025

Apa Itu Polymorphism adalah? Pengertian, Metode & Keunggulannya

Dalam dunia pemrograman berorientasi objek (OOP), ada satu konsep penting yang sering menjadi pondasi dalam membangun aplikasi berskala besar, yaitu Polymorphism. Bagi seorang developer, memahami konsep ini ibarat memahami cara kerja berbagai “bahasa” yang digunakan oleh objek di dalam kode. Sederhananya, Polymorphism adalah kemampuan satu metode, simbol, atau interface untuk memiliki banyak bentuk sesuai dengan konteksnya. Konsep ini bukan hanya teori, tapi nyata memberikan fleksibilitas, efisiensi, dan skalabilitas dalam pengembangan perangkat lunak.

Nah, pada artikel kali ini kita akan kupas habis tentang polymorphism: mulai dari definisi, metode yang digunakan, keunggulannya, hingga contoh nyata di Java yang mudah dipahami.

Pengertian Polymorphism

Image

Secara bahasa, polymorphism berasal dari kata Yunani: poly (banyak) dan morph (bentuk). Jadi, bisa dimaknai sebagai “memiliki banyak bentuk”. Dalam dunia coding, konsep ini memungkinkan satu metode dapat bekerja dengan cara berbeda pada objek yang berbeda.

Bayangkan kamu punya class induk bernama Buah, lalu kamu membuat class turunan seperti Apel, Mangga, dan Anggur. Semua buah bisa dimakan, tapi cara penyajiannya berbeda. Nah, inilah esensi polymorphism.

Dengan begitu, Polymorphism adalah pondasi penting agar kode yang kita tulis lebih fleksibel, reusable, dan mudah dikembangkan di masa depan.

Jenis Polymorphism dalam Pemrograman

Ada dua jenis utama polymorphism yang paling umum digunakan dalam Java (dan bahasa OOP lainnya):

1. Polymorphism Statis (Compile-time Polymorphism)

Jenis ini terjadi saat program sedang dikompilasi. Biasanya diwujudkan melalui method overloading.

Contoh:

class Matematika { int tambah(int a, int b) { return a + b; } double tambah(double a, double b) { return a + b; } }

Pada contoh di atas, metode tambah() memiliki nama yang sama, tetapi parameter berbeda. Kompilator akan memilih metode mana yang digunakan berdasarkan input yang diberikan.

Baca Juga: Update PHP 2025! Apa Saja yang Baru? Developer Wajib Simak!

2. Polymorphism Dinamis (Runtime Polymorphism)

Jenis ini berjalan saat program dieksekusi, biasanya melalui method overriding.

Contoh:

class Hewan { void bersuara() { System.out.println("Hewan bersuara"); } } class Kucing extends Hewan { @Override void bersuara() { System.out.println("Meong!"); } } class Anjing extends Hewan { @Override void bersuara() { System.out.println("Guk guk!"); } } public class Main { public static void main(String[] args) { Hewan h1 = new Kucing(); Hewan h2 = new Anjing(); h1.bersuara(); // Output: Meong! h2.bersuara(); // Output: Guk guk! } }

Meski deklarasi objek menggunakan class induk Hewan, saat dijalankan, metode yang dipanggil sesuai dengan class turunannya. Inilah polymorphism dinamis.

Perbedaan Overloading dan Overriding

Image

Contoh Polymorphism dalam Kehidupan Sehari-hari

Skenario: Alat tulis

  • Pensil menulis dengan grafit.
  • Pena menulis dengan tinta.
  • Spidol menulis dengan tinta marker.

Meskipun perintahnya sama: “tulis!”, setiap objek alat tulis punya cara berbeda. Inilah gambaran sederhana polymorphism di kehidupan nyata.

Manfaat Polymorphism dalam Pengembangan Software

  1. Fleksibilitas Kode Developer bisa menulis kode umum yang bisa bekerja pada banyak tipe objek.

  2. Reusability Mengurangi duplikasi kode karena metode yang sama bisa digunakan kembali.

  3. Mudah Dikembangkan Saat ingin menambah fitur baru, kita bisa menambah class turunan tanpa harus mengubah class induk.

  4. Mendukung Prinsip OOP Polymorphism bekerja erat dengan konsep inheritance, encapsulation, dan abstraction.

Kapan Harus Menggunakan Polymorphism?

  • Saat ingin membuat kode yang scalable.
  • Saat aplikasi membutuhkan banyak objek turunan dengan perilaku unik.
  • Saat ingin meminimalisir kode berulang.
  • Saat membuat aplikasi besar berbasis OOP, misalnya sistem pembayaran, e-commerce, atau game.

Keunggulan Polymorphism

  1. Efisiensi dalam Penulisan Kode – Tidak perlu membuat metode dengan nama berbeda untuk fungsi mirip.
  2. Meningkatkan Readability – Kode lebih rapi dan mudah dipahami tim.
  3. Memudahkan Maintenance – Perubahan pada class induk bisa otomatis berlaku pada subclass.
  4. Skalabilitas Tinggi – Aplikasi mudah ditambah fitur baru.

Baca Juga: Series PHP: Perbedaan include, include_once, require, require_once di PHP

Kesimpulan

Dari pembahasan panjang ini, kita bisa menarik benang merah bahwa Polymorphism adalah konsep fundamental dalam OOP yang memberi kemampuan pada satu metode untuk memiliki banyak bentuk sesuai konteksnya. Baik itu melalui overloading (statis) maupun overriding (dinamis), polymorphism terbukti membuat aplikasi lebih fleksibel, efisien, dan scalable. Jika kamu serius ingin mendalami dunia pemrograman dan membangun karier sebagai developer, menguasai polymorphism adalah langkah wajib. Konsep ini akan sering kamu temukan, baik saat coding aplikasi sederhana maupun sistem berskala besar.

Image

Tertarik mendalami pemrograman lebih dalam? Yuk ikuti KelasFullstack Web Developer di Codepolitan! Belajar dari A sampai Z, cocok untuk kamu yang ingin punya karier bagus, skill yang dibutuhkan industri, gaji tinggi, bahkan bisa bikin website/aplikasi sendiri untuk bisnis online.

What do you think?

Reactions