Apa Itu Maintenance adalah? Pengertian, Tujuan & Fungsinya

Profile
Prasatya

5 Juli 2025

Apa Itu Maintenance adalah? Pengertian, Tujuan & Fungsinya

Maintenance adalah kegiatan terjadwal untuk memantau dan merawat aset serta fasilitas perusahaan agar operasional tetap optimal. Dalam praktek industri, maintenance meliputi inspeksi, perbaikan, dan penggantian komponen ketika diperlukan. Definisi ini ditegaskan oleh Manzini (2010) yang menyatakan bahwa maintenance berguna menjamin uptime unit dan meminimalisasi downtime akibat kerusakan. Dengan kata lain, proses maintenance menjaga agar mesin dan peralatan produksi selalu siap pakai, sehingga kinerja perusahaan tidak terganggu. Pada intinya, maintenance adalah bagian penting untuk memastikan kelancaran aktivitas produksi dan mencegah kerugian karena kegagalan peralatan.

Industri modern mengandalkan mesin dan alat berat seperti crane, forklift, atau turbin untuk proses produksi. Peralatan-peralatan ini memerlukan pengecekan dan servis teratur agar tidak terjadi kerusakan mendadak. Maintenance menjaga perangkat tetap dapat digunakan dalam jangka panjang dan beroperasi stabil. Misalnya, pemeliharaan rutin akan mendeteksi masalah lebih awal sebelum terjadi kegagalan besar, sehingga downtime produksi dapat dikurangi. Dengan demikian, program maintenance yang baik membantu perusahaan menghemat biaya dan meningkatkan keandalan sistem kerja.

Pengertian Maintenance

Image

Maintenance adalah suatu proses pemeliharaan dan perawatan peralatan atau mesin agar tetap dalam kondisi baik dan berfungsi optimal. Dalam konteks industri, maintenance meliputi serangkaian tindakan seperti inspeksi, perbaikan, penyesuaian, dan penggantian komponen yang diperlukan untuk memastikan semua alat produksi beroperasi dengan benar. Dengan kata lain, maintenance bertujuan menjaga kelangsungan operasi produksi sesuai rencana, sehingga umur pakai mesin meningkat dan aset pabrik tetap terpelihara dengan biaya seminimal mungkin. Pentingnya maintenance terletak pada kemampuannya mencegah kerusakan berat, memastikan kualitas produk, dan menghindari gangguan yang dapat menghentikan proses produksi.

Tujuan Maintenance

Secara umum, tujuan dari maintenance adalah memperbaiki dan menambah usia pakai unit mesin serta menjaga produktivitas produksi tetap tinggi. Lebih rinci, menurut Daryus A. (2008) dalam Manajemen Pemeliharaan Mesin, beberapa tujuan maintenance meliputi:

  • Memperpanjang usia guna aset – memastikan aset mesin dapat beroperasi lebih lama dengan kualitas produksi terjaga.
  • Menjaga kualitas produksi – memastikan barang yang dihasilkan sesuai spesifikasi dan kegiatan produksi berjalan lancar tanpa gangguan.
  • Mengurangi penyimpangan operasional – menghindari penyalahgunaan mesin di luar batasan normal, sehingga investasi modal tetap terlindungi.
  • Minimisasi biaya pemeliharaan – melaksanakan pemeliharaan yang efisien agar biaya rendah namun tidak mengorbankan keselamatan pekerja.
  • Keterpaduan fungsi perusahaan – melakukan koordinasi dengan fungsi lain (produksi, manajemen, keuangan) untuk mencapai keuntungan optimal dan total biaya rendah.

Dengan mencapai tujuan-tujuan di atas, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memastikan mesin bekerja pada performa terbaiknya.

Baca Juga: Tutorial Flutter: Cara Mudah Membuat Aplikasi Android dengan Satu Basis Kode

Fungsi Maintenance

Menurut Agus Ahyari (2002), fungsi maintenance adalah memperpanjang nilai guna dan nilai ekonomis mesin serta memastikan mesin beroperasi seoptimal mungkin sesuai kebutuhan produksi. Secara praktis, maintenance juga berfungsi sebagai langkah antisipasi agar produksi tidak terganggu. Beberapa fungsi tambahan dari maintenance dalam perusahaan antara lain:

  • Dapat digunakan dalam jangka waktu panjang – memperpanjang masa pakai peralatan.
  • Menjamin proses produksi berjalan lancar tanpa hambatan – menjaga kontinuitas produksi.
  • Mencegah kerusakan berat pada mesin – meminimalisir risiko kerusakan parah selama produksi.
  • Menstabilkan fungsi peralatan – memastikan peralatan produksi beroperasi secara konsisten.
  • Menghindari kerusakan total – langkah proaktif mencegah kegagalan fatal alat produksi.
  • Menjaga penyerapan bahan baku normal – jika mesin bekerja baik, penggunaan bahan baku sesuai target.

Bisa dikatakan bahwa maintenance berperan menjaga performa peralatan agar produksi tetap efisien, stabil, dan aman bagi semua pihak.

Jenis-Jenis Maintenance

Dalam praktik industri, terdapat beberapa jenis pemeliharaan (maintenance), yaitu:

  1. Preventive Maintenance – Perawatan pencegahan yang dilakukan secara terjadwal sebelum kerusakan terjadi. Bentuk ini mencakup pemeriksaan rutin dan servis berkala. Keuntungannya adalah mendeteksi kerusakan kecil lebih awal, sehingga mencegah kegagalan operasi yang parah dan memperpanjang umur mesin. Namun, preventive maintenance juga dapat membuat waktu operasi terbuang (karena mesin dihentikan untuk inspeksi) dan berpotensi terjadi human error ketika pengecekan dilakukan. Preventive Maintenance dibagi lagi menjadi:

    • Routine maintenance: perawatan harian (setiap hari kerja).
    • Periodic maintenance: perawatan berkala (misalnya mingguan, bulanan, atau tahunan).
  2. Breakdown Maintenance – Perawatan yang dilakukan setelah peralatan mengalami kerusakan dan baru diperbaiki agar berfungsi kembali. Kebijakan ini umumnya kurang dianjurkan karena perbaikan yang mendadak menaikkan biaya operasional dan mengganggu efisiensi waktu kerja. Downtime tak terduga terjadi, sehingga aktivitas perusahaan dapat terhenti. Risikonya juga tinggi terhadap keselamatan kerja; misalnya, jika forklift pengangkut pallet berat tiba-tiba rusak, pekerja di sekitar bisa tertimpa beban.

    Gambar: Contoh forklift yang digunakan untuk memindahkan kargo berat. Jika tidak dipelihara dengan baik, kerusakan mendadak dapat membahayakan lingkungan kerja.

    Breakdown maintenance biasanya dipakai pada peralatan sederhana atau berbiaya rendah, karena biaya downtime lebih diterima. Namun, perusahaan tetap perlu berhati-hati karena opsi ini membuat risiko gangguan dan kecelakaan kerja lebih besar.

  3. Scheduled Maintenance – Perawatan terjadwal secara periodik berdasarkan waktu atau jam operasi. Jadwal ini ditentukan oleh rekomendasi pabrikan, pengalaman kerja, atau data historis kegagalan. Scheduled maintenance bertujuan mencegah kerusakan dengan inspeksi dan servis yang telah dijadwalkan, misalnya penggantian suku cadang sebelum rusak.

  4. Predictive Maintenance – Perawatan prediktif atau pemeliharaan berdasarkan kondisi mesin. Berbeda dengan preventive yang bersifat waktu, predictive melakukan monitoring kondisi peralatan secara terus-menerus. Contohnya adalah pengukuran getaran, suhu, atau analisis oli untuk mengetahui apakah mesin bekerja normal atau sudah ada tanda-tanda kerusakan. Dengan mengandalkan data real-time, kebijakan ini membantu menentukan waktu optimal untuk servis sehingga efisiensi pemeliharaan lebih tinggi.

  5. Corrective Maintenance – Pemeliharaan korektif yang dilakukan setelah kerusakan ditemukan dengan tujuan mengembalikan mesin ke kondisi operasional. Dalam kegiatan ini, tim maintenance mempersiapkan perbaikan segera, kemudian melanjutkan dengan layanan rutin hingga mesin berfungsi kembali. Prosesnya mencakup diagnosis kerusakan, perbaikan, dan evaluasi kebutuhan penggantian komponen yang aus. Konsep ini mirip dengan breakdown maintenance, namun corrective maintenance melibatkan perencanaan kerja perbaikan yang terintegrasi ke sistem manajemen produksi.

Dengan memahami macam-macam maintenance di atas, perusahaan dapat memilih strategi yang tepat. Sebagai contoh, preventive dan predictive maintenance banyak digunakan untuk peralatan kritis agar gangguan tidak terjadi secara mendadak. Sementara itu, scheduled maintenance penting agar periodisasi perawatan sesuai rekomendasi teknis. Penggabungan beberapa jenis maintenance (misalnya kombinasi predictive dan corrective) sering dilakukan untuk memaksimalkan keandalan produksi.

Secara keseluruhan, maintenance adalah upaya penting untuk menjaga aset perusahaan agar beroperasi normal. Pemeliharaan yang baik menyeimbangkan kebutuhan operasional dengan biaya, sehingga perusahaan dapat berjalan efisien dan aman. Melalui program maintenance yang terencana, downtime dapat diminimalkan dan kualitas produk tetap terjaga, yang akhirnya mendukung keberhasilan bisnis jangka panjang.

Baca Juga: Pengertian NPM Adalah: Panduan & Penggunaannya untuk Pemula

Kesimpulan

Maintenance adalah komponen krusial dalam operasional dunia industri karena berperan menjaga kelangsungan produksi dan efisiensi aset. Dengan fungsi utama memperpanjang masa pakai peralatan serta mencegah kerusakan berat, maintenance bertujuan menjamin ketersediaan mesin dan menjaga kualitas produksi sambil menekan biaya perawatan. Berbagai jenis maintenance (seperti preventive, corrective, breakdown, scheduled, dan predictive) dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara spesifik. Oleh karena itu, penerapan strategi maintenance yang baik sangat penting agar proses produksi berjalan lancar, aset perusahaan lebih awet, dan keselamatan kerja terjamin.

Image

Bagi yang ingin meningkatkan kemampuan teknologi, CodePolitan menyediakan KelasFullstack – kelas online belajar Fullstack Web Developer from A to Z. Kelas ini cocok untuk pemula hingga profesional yang ingin berkarir sebagai developer dengan gaji tinggi, serta mampu membuat website atau aplikasi untuk bisnis online sendiri. Dengan materi lengkap dan praktis, Anda bisa memperluas keterampilan digital sekaligus memperkuat prospek karir. Segera bergabung dan tingkatkan skill coding Anda di CodePolitan sekarang!

Referensi: Manzini (2010) dalam HashMicro, Daryus A. (2008)

What do you think?

Reactions